Saturday, 22 July 2023

Saturday, 23 May 2015

Reminder 3 Tahun Kebersamaan dengan BetaUFO

Saya masih ingat ada sms masuk ke HP BB saya pada tanggal 20 Mei 2012 dari seorang yang saya beri judul kontak di HP dengan nama  “Ranggi BetaUFO”. Isinya adalah ajakan untuk menemani dia sebagai narasumber di acara yang di buat oleh komunitas B-side Club pada tanggal 24 Mei 2012 dengan judul acara “Menyingkap Rahasia Piring Terbang”.

Sejak saat itu mulailah inisiatif untuk membangkitkan semangat untuk menyalurkan hobby “suka UFO/Alien” dan akhirnya bisa kenal dengan Rizki, Subhan, Chris, Riska, Danish, Dendy, dan sahabat saya sejak kecil Sony. Tak lupa juga mengenal wayan, Ali, Budi, Irfan, Fajrin dll tak bisa saya sebutkan satu-satu.

Juga akhirnya berkesempatan menjadi pengurus BetaUFO cabang Jabodetabek, tepatnya menjadi Humas dibawah asuhan mas Andy dan Ranggie yang menjabat menjadi ketua dan pembina. Dan juga dipercaya berada di pusaran pengurus inti bersama Mas Bayu, Mas Nur dll. Kesempatan tertinggi adalah bisa dipercaya menjadi narasumber di pelbagai acara televisi, radio maupun muat isi koran, sebuah hal yang tidak pernah saya angan-angankan.

Tak terasa udah 3 tahun lamanya, udah seperti keluarga rasanya, nyalurin hobby bareng, jalan-jalan bareng, kumpul-kumpul bareng, saling diskusi tentang UFO/Alien bahkan sampe masalah percintaan, hehehehe.

Udah banyak tempat yang dikunjungi bersama, mulai dari nongkrong di rumah mas Ranggie yang masih di Lio sampe ke Thailand udah pernah disinggahi barang-bareng. Dari saya masih kuliah, yang kalo abis makan cuman ngeluarin duit recehan sambil bilang “maklum masih kuliah” sampe saya udah mulai merintis karir dan lanjutin kuliah S2.

Entahlah, rasanya mau ngucapin banyak terima kasih, terutama dengan mas Ranggie yang banyak memberikan masukan positif buat saya, mentor saya, teman curhat di saat banyak masalah, dan pendengar yang baik selama ini. Entahlah mungkin tanpa bimbingan dari mas, mungkin saat ini saya bukan saya yang sekarang.

Saya yang orangnya tertutup dan pemalu berubah menjadi orang yang terbuka dan fleksibel. Saya akhirnya memiliki pandangan jelas akan arah hidup, tujuan hidup dan panutan atau sebagai figur kakak.

Contoh kecilnya adalah dahulu saya sering melanggar rambu lalu lintas  terutama lampu lalu lintas, tapi berkat “omelan”nya saya jadi patuh dengan peraturan tersebut, maklum mas Ranggie background pendidikannya adalah orang safety.

Sekali lagi, melalui tulisan ini intinya sih ingin ucapkan ribuan terima kasih, yang sayangnya mungkin teramat kurang untuk mendeskripsikan isi hati saya lewat tulisan ini yang banyak kekurangan sana-sini. Terlalu singkat dari semua kenangan yang dijalani bersama-sama.

Yuklah kumpul lagi. hehee.

Monday, 18 May 2015

Menilik Kesempatan Gonzales Jadi Wakil Bupati Malang

Melalui rapat anggota Exco PSSI memutuskan untuk tidak melanjuti kompetisi, alasannya karena adanya kendala bernama force maejure. Keputusan ini telah dikeluarkan pada sabtu (2/05) .

Berkat keputusan inilah otomatis segala kompetisi profesional mulai dari QNB League, Divisi Utama dan lainnya tidak dapat dilanjutkan, dan jika menpora menggulirkan kembali akan dianggap sebagai musim baru.

Keputusan ini pun secara tidak langsung membuat pemain yang ikut berkompetisi ikut libur, tak hanya pemain, beberapa tim kesebelasan seperti Persis Solo, Persiba bantul bahkan PSS Sleman yang belum lama launching kostum baru pun ikut gulung tikar. 

Pemain yang libur lantaran liga dihentikan sampai batas yang belum diketahui banyak mengisi waktu dengan kegiatan lain, banyak diantaranya memilih bermain tarkam. Oktavianuis Maniani yang juga punggawa skuat timnas Indonesia memilih mengikuti tarkam di kampung halamannya di Jayapura, pun demikian dengan tiga punggawa Arema Cronus Juan Revi, Sunarto, serta Johan Alfarizie ikut turnamen amatir di daerah Banyuwangi. 

Tarkam menjadi salah satu sarana pemain untuk mendapatkan penghasilan. Namun mengikuti tarkam menjadi sebuah resiko khususnya pemain profesional yang ikut serta dalam turnament tersebut, resiko cedera dan kehilangan kesempatan bermain di kompetisi resmi karena membutuhkan waktu lama untuk sembuh menjadi momok bagi pemain yang mengikuti kompetisi tersebut.

Namun ada satu pemberitaan di media online yang menurut saya unik yakni tentang pemain naturalisasi bernam Christian Gonzales yang dicalonkan menjadi Wakil Bupati  Malang. Iya benar Gonzales dipinang menjadi bakal calon Wakil Bupati Malang oleh Calon Bupati Malang H Achmad Subhan, keduanya bakal diusung oleh partai Gerindra.

Subhan sendiri merupakan calon incumbent yang hingga kini masih resmi menjabat sebagai Wakil Bupati Malang. Subhan sendiri sudah berkunjung ke kediaman Gonzales pada hari Minggu (10/5) dengan jawaban yang belum pasti dari pihak Gonzales yang mengaku masih setia dengan Arema Cronus.

Menarik jika kita bayangkan Gonzales nantinya benar-benar menjadi calon Wakil Bupati dan ikut berkompetisi di luar kompetisi sepakbola. Pertanyaan pun muncul apakah ada mantan pemain sepakbola yang menjadi politikus? Pastilah banyak misalnya saja nama pelatih timnas Belgia Marc Wilmots pernah menjadi Senatordi negaranya dan nama-nama seperti Zico, George Weah sampai Andriy Shevchenko mencoba peruntungannya di dunia politik.

Di Indonesia sendiri pernah ada contoh sukses pesepakbola yang akhirnya menjadi tokoh politik yakni Jack Kamasan Komboy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jack Komboy. Dirinya pernah sukses menjadi anggota DPRD Papua periode 2010-2014 lewat partai Hanura. Hebatnya Jack Komboy mampu menempati posisi teratas atau nomor atau nomor urut satu di partai tersebut. Saat itu dirinya harus pintar-pintar membagi waktu antara latihan bersama Persipura dan berkeliling untuk kampanye. 

Namun sukses Jack Komboy ternyata tak menular kepada pemain lain yang pernah mencoba hal serupa, Budi Sudarsono yang namanya lebih populer di telinga kita pun gagal menempati kursi anggota lefgislatif lantaran mendaftar di dua partai berbeda. Pun demikian dengan Nil Mizar yang mengandeng partai Nasdem juga gagal mendapat jatah kursi di Senayan setelah hasil  rekapitulasi suara KPU Sumatera Barat jumlah suara kalah tipis dengan caleg dari partai PDIP.

Kedua hal inilah yang harus dipikir masak-masak Gonzales apakah akan meneruskan karir sebagai pesepakbola kendati hingga kini sepakbola di Indonesia masih belum jelas arah kedepannya atau memilih jalan politik mengingat usia Gonzales yang kini sudah berusia 38 tahun, usia yang sudah layak pensiun. Dengan popularitasnya kemungkinan Gonzales menang pun terbuka lebar, nantikan.

Sumber gambar: