Monday, 15 September 2014

Fenomena One-Hit Wonders dalam Sepak Bola


Minggu-minggu ini media sedang asyik mengisahkan seorang Norman Kamaru seorang artis yang kini berjualan bubur, Norman Kamaru adalah mantan anggota Polisi yang berpangkat briptu di Gorontalo sebelum akhirnya menjadi terkenal karena menirukan lagu secara lip-snyc  dan goyangan  Syahrul Khan dalam lagu Chaiya-Chaiya yang di posting di Youtube dan menjadi terkenal berkat video itu yang (kini) memiliki  3.582.380 Viewer  ( di Upload tanggal 29 Maret 2011).

Karir Norman Kamaru melejit begitu cepat, dirinya banyak mengisi acara di televisi waktu itu wajahnya hampir menghiasi semua stasiun televisi dan menjadi kebanggan kepolisian dan juga warga Gorontalo.

Norman Kamaru juga memilih menanggalkan pekerjaan lamanya sebagai polisi dan memilih fokus sebagai artis, karena keputusan tersebut Norman Kamaru diberhentikan secara tidak hormat oleh Polri.

Di awal karir sebagai artis Norman Kamaru sempat membuat single yang berjudul kisahku namun tidak booming alias tidak laku sama sekali  dan membuat Norman Kamaru hilang dari peredaran setelah akhirnya Norman Kamaru diketahu menjadi tukang bubur setelah salah satu acara televisi memberitakan dirinya.

Fenomena Norman Kamaru tak hanya terjadi di dunia selebritas saja, di dalam dunia sepak bola banyak pemain sepak bola yang juga mendapatkan fase seperti Norman Kamaru atau lebih di kenal dengan sebutan One-Hit Wonders, Terminologinya sama yakni seorang pemain sepak bola yang karirnya melejit cepat namun gagal mempertahankan eksistesinya. Dan berikut ini adalah pemain yang pantas di juliki One-Hit Wonders di dunia sepak bola:

Saeed Al-Owairan

Di Piala dunia tahun 1994 Amerika pernah melahirkan bakat jenius asal Arab Saudi bernama Saeed Al-Owairan yang mencetak gol indah saat tim Arab Saudi bertemu dengan belgia,  gol tersebut hingga kini masih menjadi gol terbaik sepanjang masa, bagaimana tidak Al-owairan berlari dari daerah pertahanannya sendiri hingga mencapai kotak pinalti dari gawang Belgia dan mencetak gol setelah melewati 5 pemain dari satu kiper. Berkat gol tersebut Raja Arab Saudi pun memberikan dirinya sebuah mobil Mercedes brau saat itu, dan Diego Maradona juga mengapresiasi gol dirinya.

Setelah turnamen tersebut dirinya juga sukses meraih gelar pemain Asia terbaik dan mendapatkan banyak tawaran dari klub Eropa, sayangnya berkat peraturan negara Arab Saudi yang melarang pemain Arab Saudi bermain di luar negeri. Dan di tahun 1996 dirinya ketahuan sedang berpesta alkohol pada bulan puasa dan dia pun akhirnya di penjara selama 6 bulan dan dilarang bermain sepakbola selama setahun, setelah itu karirnya meredup walau sempat menjadi bagian dari timnas Arab Saudi di piala dunia 1998.

Oleg Salenko

Masih di piala dunia 1994 ada pemain yang unik bernama lengkap Oleg Anatolyevich Salenko yang menghiasai daftar top skor tertinggi dengan raihan 6 gol piala dunia kendati hanya bermain sebanyak 3 kali (dua kali starter dan sekali dari bangku cadangan) berkat 6 gol yang ia ciptakan dirinya berhak meriah sepatu emas bersama legenda barcelona Hristo Stoichkov dan membuat nama Romario, Roberto Baggio serta Klinsmaan harus angkat topi akan prestasi dirinya.

6 gol yang ia raih adalah berkat dari 3 penampilannya di Piala dunia. Gol pertama ia cetak lewat pinalti saat Rusia kalah oleh Swedia dengan skor 3-1 Salenko mencetak gol lewat titik pinalti, lalu kemudian di pertandingan berikutnya nama Salenko menjadi buah bibir ketika dirinya mencetak 5 gol yang hingga kini belum ada satu pemain pun yang menyamai rekor golnya.

Setelah pertandingan itu ia menghilang, namanya tak pernah lagi menghiasi daftar skuad rusia dalam turnament resmi maupun pertandingan persahabatan meski sekedar untuk menghangatkan di bangku cadangan sekalipun.

Salvatore Schillaci

Apa yang lebih membanggakan dari seorang Salvatore Schillaci selain menjadi top skor dengan mencetak 6 gol di tanah kelahiran sendiri, Italia. Saya rasa tidak ada. Italia juga hanya mampu meraih prestasi tertinggi saat itu hanya sebagai tim peringkat ketiga setelah kalah oleh Argentina di semifinal dan meraih tempat ketiga setelah kalahkan inggris 2-1 di Turin.

Tapi perjuangan Schillaci merupakan sebuah epik, mengawali piala dunia dari bangku cadangan, ketiak kesempatan bermain datang ia buktikan dengan mencetak gol  demi gol dan berhasil mencapai enam gol meski hanya bermain sebanyak lima kali di turnaman itu. berkat turut andil dirinya dalam piala dunia tersebut namanya hingga kini menjadi legenda Italia meski mengakhiri karir secara dramatis dengan hanya bermain di tim asia bersama jubilo Iwata (jepang) yang kala itu di pandang sebelah mata.

Andy van der Meyde

Saya tak enak hati rasanya jika menulis biography pemain ini, ada rasa miris mendalam dalam karir pemain yang  akhirnya pasrah mengakhiri karir di usia 31 ini. jika anda kembali bernostalgia sekitaran tahun 2004 nama Andy van der Meyde adalaa tongak bangkitnya sepak bola Belanda dan masuk sebagai pemain yang memiliki masa depan cerah.

Saat bermain untuk Ajax, Andy sempat bermain bersama Zlatan ibrahimovic, Rafael van der  Vaart, Wesley Snidjer, Stevan Piennar dan Cristian Chivu membuat pemain yang berposisi sebagai sayap ini menjadi incaran klub-klub besar Eropa berkat penampilan gemilangnya di Ajax. Dari sekian banyak klub yang ingin meminangnya Inter Milan sukses meyakinkan dirinya untuk bermain di San Siro.
Namun kemudian tragedi itu pun di mulai.

Bemain selama dua tahun di Inter Milan dirinya lebih banyak terlihat di bangku cadangan total penampilan dirinya bersama  Inter Milan terhitung 32 kali dan hanya mencetak satu gol. Penampilan terbaik yang mampu ia tunjukan sat berkostum biru hitam yakni saat mencetak gol ke gawang Arsenal dan berhasil membawa Inter Milan menang 3-0.

melanjutkan karir di Everton pada tahun 2005 Andy van der Meyde justru lebih sering terlihat sedang memegang botol minum berakohol ketimbang memakai sepatu sepak bola. Selain itu dirinya juga menjadi hamba obat-obatan terlarang. Selebrasi Sniper khas dirinya pun lebih sering terlihat di game Winning Eleven.

Freddy Adu

Saya adalah orang yang tak akan pernah percaya oleh perkataan seseorang bernama Pele, legenda Brasil yang sukses mempersembahkan piala dunia sebanyak 3 kali bagi negaranya adalah orang yang yang tidak tepat untuk menanyakan sebuah pendapat, Goal.com England malah pernah menulis "10 prediksi Pele yang ngawur" yang banyak di tulis ulang dalam bahasa Indonesia oleh blogger Indonesia .  Andai saja Pele adalah orang biasa mungkin dia sudah dikucilkan dalam pergaulan sehari-hari .

Namun ada kisah tragis seseorang yang mendapuk julukan "Pele dari Amerika" bocah itu bernama Fredy Adu, kelahiran Ghana yang menjadi warga negara Amerika pernah di ramalkan akan menjadi pemain fenomenal. Menjalani karir profesional di usia muda yakni 14 tahun dan selama tiga tahun membela DC United, klub yang membesarkan namanya Freddy Adu masuk sebagai MLS All Star sebanyak dua kali.MU pun sempat menjajal pemain ini dengan status trial.

Meski sempat menjalani trial di MU, Benfica justru jadi klub pertama Freddy Adu mengadu nasib di Eropa, sayang penampilan Freddy Adu justru  melempem yang akhirnya memaksa dirinya menjadi pemain pinjaman di beberapa klub Eropa seperti Monaco (Prancis), Belenenses (Portugal), Aris (Yunani) dan Caykur Rizespor (Turki). Freddy Adu sama sekali tak menunjukan bakat yang sama saat dirinya membela DC United dan timnas junior Amerika.

Sebelum Piala Dunia 2014 Freddy Adu sempat Trial di Inggris bersama klub Blackpool dimana mungkin saja dirinya bisa kembali membela timnas Amerika di Piala Dunia 2014, nyatanya Freddy Adu gagal di kontrak Blackpool dan menjadi pengangguran saat timnas Amerika bermain di Piala Dunia.

Gosip yang beredar turunya performa Adu adalah karena dirinya tenggelam oleh hinggar bingar media yang mengeluh-eluhkan dirinya, berkat bakatnya yang fenomenal Adu mendadak artis di Amerika sana, Freddy Adu juga mendapat bayaran sebesar  £ 300,000 saat teman seusianya masih bergaji standar .

Ketenaran memang menyilaukan bagi siapapun namun sebuah ketenaran harus diimbangi oleh sikap tidak cepat puas atau terlena di lingkaran yang justru menjadi bumerang bagi diri sendiri di kemudian hari.

Ditulis oleh @handyfernandy
Sumber gambar : rememberingfootball.blogspot.com

0 komentar:

Post a Comment