Segelas Bir Penuh untuk Tuan Julio
"Ini birnya tuan Julio" ucap pelayan yang menyodorkan segelas bir penuh berukuran pint (473 ml) ke salah satu pelanggan kedai pub yang baru saja duduk dan kelihatan lelah, terlihat dari masih banyaknya keringat yang berkucuran. Si pelayan mengenal si pelanggan tersebut, dia Julio Arca, salah satu pemain kesayangan publik Sunderland dalam hal Sepak bola.
Julio Arca baru saja menjalani debut bersama klub yang bernama Willow Pond FC klub yang dimiliki oleh owner Willow Pond pub, pub yang sering disinggahi oleh Julio Arca, dia menjadi pemain terbaik saat Willow Pond menang tipis 1-0 melawan Royal Marine FC, kedua klub ini bermain di Sunderland Sunday League atau liga super duper antah berantah di Inggris dimana seorang tukang pipa, buruh pabrik,satpam hingga mahasiswa bermain bersama dalam satu tim.
Kemunculan Julio Arca sontak membuat kaget publik warga North East inggris, Julio Arca merupakan salah satu cult hero di wilayah tersebut dalam hal sepak bola, karena selama di Inggris dirinya hanya bermain bagi dua klub yakni Sunderland dan Middlesbrough selama 13 tahun berkarir sebagai pemain sepakbola profesional di Inggris dan kini turun kasta menjadi pemain amatir.
Julio Arca merupakan mantan pemain timnas U-20 Argentina yang membawa Argentina menjuarai Piala Dunia U-20 setelah mengalahkan Ghana U-20 dengan skor 3-0. Namanya tercatat dalam label generasi emas persepakbolaan Argentina awal abad 21 bersama pemain lainnya seperti Javier Saviola, Nicolas Burdisso, Maxi Rodriguez, Fabricio Coloccini dan Wily Caballero.
Kedatangan Julio Arca ke tanah inggris adalah berkat andil pelatih Sunderland saat itu Peter Reid, Julio di datangkan dengan mahar senilai £3.5 Juta Poundsterling dari klub sebelumnya Argentinos Junior dengan durasi kontrak 5 tahun, bermain 3o laga dan mencetak gol di laga debutnya serta berhasil membawa Sunderland lolos dari degradasi merupakan awal yang baik bagi kedatangan pemuda asal Quilmes Argentina yang masih terbata-bata menggunakan bahasa Inggris saat itu. di Sunderlanda Julio Arca bermain selama 6 tahun, kesetiaan Julio Arca terhadap Sunderland dia buktikan saat Sunderland degradasi di tahun 2003, banyak pemain Sunderland yang hijrah namun dirinya tetap memilih bertahan.
Kesetiaanya berbuah manis ketika Sunderland kembali lagi ke Liga Premier Inggris setelah 2 tahun berkubang di divisi sebenjana, dirinya juga berhasil membawa Sunderland menjuarai Divisi Championship musim 2004/2005 dan masuk sebagai 11 pemain terbaik dua tahun berturut-turut yakni di First Division pada tahun 2004 dan Championship pada tahun berikutnya. Bersama Sunderland dirinya bermain sebanyak 167 kali dan total mencetak 23 gol.
Bulan madu antara Julio Arca dan Sunderland berakhir saat dirinya harus menerima kenyataan bahwa untuk kedua kalinya degradasi bersama Sunderland, alhasil dirinya pun pindah ke tim rival Middlesbrough pada musim 2005/2006. Julio Arca bermain bersama Mark Viduka, Mark Schwarzer, Gaizka Mendieta dan Lee Cattermole.
Meski pindah ke tim rival, Julio Arca tetap menjadi player Darling bagi fans Sunderland, saat derby Tees-Wear di Riverside Julio Arca mengaku terluka saat mencetak gol ke gawang Sunderland. meski begitu dirinya mengaku tetap profesional.
Pada tahun 2008 pelatih Middlesbrough saat itu Gareth Southgate menjadikan Julio Arca sebagai kapten, hal ini didasari oleh kelebihan Julio Arca yang mampu bermain dalam posisi apapun, Julio sendiri memiliki posisi asli sebagai bek kiri namun dapat bermain sebagai pemain tengah.
Julio Arca lagi-lagi harus menerima kenyataan klub yang iya bela harus terdegradasi, kali ini bersama Middlesbrough dan menjadikan musim 2008/2009 adalah musim terakhirnya bermain di Premier Inggris, tempat yang iya cita-citakan sebagai tempat bermain saat masih kecil.
Pada musim 2010/2011 bersama Middlesbrough dirinya menjadi pemain terbaik pilihan fans dan rekan timnya. namun pada musim berikutnya dirinya lebih sering duduk di bangku cadangan di Middlesbrough, klub asal Argentina Boca Junior sempat berminat mendatangkan dirinya, namun dirinya menolak meski tawaran gaji yang lebih besar datang untuknya. "There is more than money, I like it here" ungkapnya.
Karir profesionalnya berakhir kala ia mendapatkan cedera kambuhan yang ia derita pada tahun 2006 untuk kedua kalinya yang mengakibatkan Julio harus menutup karirinya di usia 32 tahun. Kini ia dan Istrinya Valeria serta dua putranya Mateo dan Franco tinggal di Ashbrooke, Julio mengaku amat mencintai daerah penghasil garam dan mineral di utara Inggris ini dan sudah di anggap sebagai rumah kedua, putranya, Mateo pun memiliki passport Sunderland.
Julio Arca kini tercatat sebagai "next big thing" (dalam ambigu) pemain besar yang kini bermain untuk liga tarkam, menyusul nama beken lainnya seperi Nathan Porrit mantan pemain Middlesbrough yang saat muda pernah diincar Chelsea era Mourinho atau mantan pemain Middlesbrough seperti Ian Gibson, Gordon Jones, Terry Cochrane, David Mills, Mick Angus, Archie Stephens, Bernie Slaven, Craig Hignett and Curtis Fleming yang bermain dalam kompetisi tarkam.
Meski kini Julio Arca hanya di bayar £3.50 (Rp 68 ribu) per pertandingan dirinya mengaku bahagia bermain di Willow Pond FC milik temannya, walau di kritik oleh media inggris karena status ekonominya saat ini, sebagai mantan pemain Premier Inggris Julio Arca hanya membawa mobil Peugots bukan Porsche ke tempat pertandingan tim Willow Pond FC dan belum ada konfirmasi yang jelas apa pekerjaan dirinya saat ini.
Julio mengaku akan kembali ke tanah lahirnya Argentina sebagai pelatih sepak bola atau menjadi pandit football disana, namun saat ini biarkan tuan Julio menikmati segelas penuh bir ukuran pint (473 ml) dahulu.
Oleh @handyfernandy
Sumber gambar : dailymail.co.uk
0 komentar:
Post a Comment