Sepakbola Palestina Sepakbola Menolak Menyerah
Akhir pekan ini jadi hal yang bakal mengembirakan sepakbola Asia karena tim-tim terbaik di negara Asia akan berlaga dalam kejuaraan Piala Asia. Ajang 4 tahunan sekali yang diikuti oleh 16 negara ini akan diselenggarakan di negara Australia dan akan dimulai pada tanggal 9 Januari dan berakhir di tanggal 31 Januari. Pemberitaan tentang ajang terbesar sepakbola Asia di portal web sepakbola sepi di negara Indonesia karena timnas kita konsisten tidak ikut serta sejak tahun 2011.
Situasi amat berbeda dengan negara Palestina yang untuk pertama kalinya sukses lolos masuk ke Piala Asia karena menjuarai ajang AFC Challenge, sebuah ajang semacam kulifikasi merebutkan 1 tiket piala Asia lewat turnament yang diikuti oleh negara-negara yang sepakbolanya dianggap tertinggal di Asia. Palestina secara gagah mengalahkan tim “bertabur naturalisasi” Filipina di final lewat gol semata wayang Ashraf Nu'man di menit 59 dan sekaligus membuat pemain yang bermain di klub Al-Faisaly FC (Harmah) Arab Saudi menjadi top skor di turnament tersebut.
Berkat kemenangan tersebut Palestina mendapatkan jatah tampil di putaran final Piala Asia yang masih jadi hal mewah bagi timnas yang belum lama ini kalah 4-0 dari Filipina, tim yang sama dengan tim yang dikalahkan Palestina.
Setelah berhasil memastikan diri lolos sebagai salah satu peserta putaran final Piala Asia timnas , Palestina justru mengadapi banyak cobaan, diantaranya kehilangan pelatih yang membawa Palestina memenangkan turnament Jamal Mahmoud pada september lalu setelah 3 tahun menangani tim tersebut dengan alasan yang tidak diketahui.Selain mundurnya pelatih laga persahabatan untuk menyambut Piala Asia juga di batalkan, terakhir timnas Palestina gagal berujicoba dengan Iran.
Yang membuat situasi semakin tidak kondusif adalah beberapa pemain timnas Palestina dilarang untuk bepergian demi membela timnas,pengalaman pahit Palestina di AFC Challenge yang dilarang membawa 6 pemain kembali berulang, belum lagi suasana negara Palestina, selain tentang keamanan yang kurang kondusif, juga tentang adanya pembekuan dana pajak oleh Israel membuat timnas Palestina terkesan tidak memiliki persiapan yang cukup untuk berlaga di ajang terbesar Asia tersebut.
Tetapi justu keadaan inilah membuat sepakbola Palestina menolak untuk menyerah, ditengah krisis yang terjadi Palestina tetap berjuang dan menunjukan kepada dunia bahwa sepakbola mereka mampu bersaing dengan negara-negara lain meski keadaan ekonomi dan situasi keamanan di negaranya buruk.
Bergabung di grup d bersama negara Jepang (juara musim lalu) dan Irak (juara tahun 2007) serta negara kuat di Asia timur Jordanina tak membuat Palestina menyerah. “(Pertandingan) pembukaan melawan Jepang (pada 12 Januari) akan menjadi pertandingan berat bagi kami di mana mereka diyakini merupakan salah satu tim terbaik di Asia. Para pemain Jepang lebih baik daripada kami." Ungkap Ashraf Nu’man penyerang Palestina di situs fifa.com.
Kalimat wawancara terakhir Ashraf di situs fifa.com “Kami akan mengirimkkan pesan “Kami ingin perdamaian” membuat saya merinding bagaimana kuatnya sebuah batin ikatan antara sepakbola dengan perdamaian, rakyat Palestina seharusnya menikmati perdamaian yang sulit mereka dapatkan sejak lama. Melalui sepakbola para punggawa timnas Palestina ingin mengajarkan apa arti fair play secara nyata.
Semoga Palestina menghadirkan kejutan di ajang 4 tahunan ini seperti yang di lakukan Irak di tahun 2007 lalu dimana Irak tampil mengejutkan hingga masuk final dan mengalahkan tim kuat Arab Saudi di Final yang disaksikan langsung oleh mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ah jadi teringat dengan perkataan bapak wakil ketua PSSI yang beberapa waktu lalu berkicau “Sepak bola sudah bagus. Harusnya dia urusi cabang lain seperti bulu tangkis, berkuda, dan yang sedang down-down itu,". Apa bagusnya gagal tampil di Piala Asia dua kali berturut-turut. Bapak gak usah nyalon lagi yah, terbukti gagal, malu dong sama Palestina pak.
0 komentar:
Post a Comment