Mencetak gol dalam suatu pertandingan merupakan hal yang rumlah tapi di tim nasional San Marino mencetak satu gol bagi negara nya anda akan mendapatkan gelar pahlawan, tidak percaya ? hal ini di buktikan oleh Allessandro Della Valle yang mencetak gol penyama kedudukan 1-1 di menit 21 atas Polandia, gol ini menjadi pelepas dahaga karena hampir 5 tahun terakhir San Marino hanya pasrah menjadi lumbung gol tim-tim eropa lain sebelum akhirnya bisa mencetak gol meski harus menerima kekalahan di akhir laga karena kalah 5-1 melawan Polandia.
Allesandro Della Valle
San Marino mungkin lebih sering terdengar familiar saat kita menyaksikan GP San Marino di daerah Misano di mana selalu menghadirkan keseruan balap membalap atau salip mensalip selama 27 lap namun jika kita mendengar sepak bola San Marino mungkin hanyalah negara yang menjadi lumbung gol, meski begitu di negara yang berposisi 207 peringkat FIFA ini memiliki segudang kesitimewahan.
Sepak Bola mulai di kenal di San Marino mulai awal tahun 1900-an tahun 1931 San Marino mulai membentuk Federasi sepak bola di negaranya, meski begitu hingga tahun 1986 mereka tak pernah membentuk tim nasional, debut San Marino di ajang resmi sebagai tim nasional adalah saat mereka melawan swiss di tahun 1990 dimana saat itu San Marino harus menyerah 4-0 dan kemudian dari pertandingan yang mereka awali di tahun tersebut hingga kini tahun 2013 San Marino belum pernah meraih satu kemenangan pun di ajang resmi yang mereka ikuti.
Poin pertama mereka adalah saat menahan imbang negara Latvia 1-1 di lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2002 sekaligus rekor terbaik mereka selama mengikuti kompetisi resmi FIFA, meski begitu San Marino pernah meraih rekor kemenangan dengan skor 1-0 melawan Liechtenstein pada tahun 2004 dengan gol yang di cetak oleh Andy Selva di pertandingan persahabatan. San Marino pun mempunyai rekor kekalahan terbesar 0-13 dari Jerman pada 6 September 2006 sehingga wajar kalau Timnas San Marino selalu menjadi lumbung gol bagi lawan-lawannya.
Di artikel ini saya ingin mencoba mengulas sisi lain dari tim nasional San Marino, karena ternyata dibalik prestasinya yang belum dikatakan bagus dalam setiap pertandingan yang mereka jalani mereka juga hanya terdiri para pemain yang sebagian hari-harinya diisi dengan berbagai profesi dan saat ada agenda pertandingan internasional para pemain yang multi profesi tersebut baru memulai latihan, itupun dengan waktu yang jauh dari maksimal. Tapi inilah sisi unik dan humanisnya Tim Sepakbola San Marino yang mungkin belum anda ketahui.
perbincangan di mulai dari Andy Selva yang mencetak gol saat melawan Liechtenstein kini menjadi legenda, pemain yang mengawali karir pesepakbolaan di Latina di Serie D pada tahun 1994 semusim bermain disana dirinya bermain 26 kali dan mencetak 5 gol, kemudian dirinya bermain dengan banyak klub di pentas Serie D sampai Serie C mulai dari membela Civita, Fano, Catanzaro, Tivoli, San Marino, Maceratese, Grosseto, Belaria, Spal dan Padova dari tahun 1995 sampai 2006, Prestasi terbaiknya adalah menjadi top Skor bagi Sassuolo di Serie C dan membawa Sassuolo promosi bermain di Serie B, fakta unik bagi negara San Marino adalah pria yang lahir di Roma ini merupakan top skor sepanjang masa bagi San Marino dengan 8 gol dimana gol terakhir yang iya lesahkan bagi negaranya yakni saat San marino kalah 3-1 Saat melawan Slovakia di lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2010 lalu, pertandingan terakhirnya adalah saat dirinya tampil bagi San Marino kala menghadapi "rival" nya Italia dengan hasil 4-0 kekalahan bagi San Marino.
Andy Selva Legenda San Marino
Andy Selva yang menghabiskan Karir sebagai pemain sepak bola profesional ternyata tak banyak di ikuti oleh pemain tim nasional San Marino, menurut wikipedia pemain tim nasional San Marino yang di panggil saat melawan tim nasional Ukraina dalam lanjutan babak kulifikasi Piala Dunia 2014 ini hanya menempatkan 1 pemain yang memang pemain profesional yakni Mirko Palazzi yang bermain di Cosenza Serie C1 sisanya adalah pemain yang menganggap sepak bola adalah pekerjaan kedua setelah perkerjaan utama mereka sendiri.
Allesandro Della Valle kapten tim nasional dan pencetak gol satu satunya saat melawan Polandia september lalu ini merupakan pegawai bank, dimana dia harus menghabiskan seluruh waktu di bank dan hanya berlatih dan bermain di akhir pekan di klub amatir Serie D Liga Italia.
Berikut adalah starting line up San Marino saat berhadapan Ukraina dengan pekerjaan utamanya :
Dimulai dari penjaga gawang, tim nasional San Marino mempercayakan seorang Akuntan untuk menjaga gawang San Marino, Aldo Simoncini sudah mendapatkan 37 pertandingan bersama timnas San marino dan merupakan pilihan utama sejak tahun 2006.
Untuk di posisi bertahan ada empat nama antara lain Allesandro Della Valle, Mirko Pallazzi, Davide Simoncini dan Fabio Vitaioli, dari keempat nama tadi yang bermain sebagai pemain profesional adalah Mirko Pallazi yang dimliki klub Ramini yang di pinjamkan ke Cosenza yang bermain di Serie C ini, sisanya adalah seperti yang di sebutkan di atas ang kapten Allesandro Della Vale adalah seorang pegawai bank, Simoncini bekerja sebagai Akuntan, kisah menarik adalah Vitaioli yang bersama kakaknya Matteo Vitaoli yang juga pemain timnas San Marino ini sehari harinya adalah pegawai bar yang biasanya kita lihat di Indonesia adalah salah satu tempat untuk nobar apabila terdapat pertandingan sepakbola
Diposisi tengah di tim San Marino di perkuat oleh Maicol Berreti , Manuel Battistini dan Michele Cervellini, Bagi Cervellini yang memiliki 21 Caps untukk San Marino ini sejatinya adalah mahasiswa yang di panggil membela timnas karena bemain cukup apik bersama tim amatir di San Marino bernama Pennarossa
Posisi Penyerang memiliki profesi yang cukup aneh seperti Alessandro Bianchi sejatinya adalah Penjaga Toko, kemudian Danilo Rinaldi sehari hari bekerja Pekerja perusahaan furniture dan terkahir adalah Matteo Vitaioli yang pemilik bar bersama adiknya.
Terakhir adalah sang alnatorre sendiri Giampaolo Mazza yang beberapa waktu lalu mengundurkan diri sebagai pelatih tim nasional San Marino ini sehari harinya adalah penggajar atau guru olah raga di San Marino, dirinya sudah menjabat sebagai pelatih tim nasional selama 15 tahun, selama melatih dirinya tak pernah meminta bayaran, dirinya juga tak mengalamai tekanan karena ekpestasi timnya bermain hanyak kalah satu kosong saja merupakan hasil yang baik sehingga dari 76 pertandingan yang dia lakoni selama 15 tahun ini San Marino ini hanya 1 angka dari 76 pertandingan tadi sehingga sisanya 75 kali San Marino mengalami kekalahan.
Dilihat dari pekerjaan mereka di atas bagaimana mereka dapat memperkuat timnas negara mereka? jawabannya adalah mereka yang di panggil adalah pemain liga sepakbola amatir di San Marino yakni Campionato Sammarinese Calcio, liga ini mulai bergulir dari tahun 1985, diikuti oleh 15 klub yang dibagi menjadi 2 atau girone, tiga peringkat atas dari masing masing grup berhak mengikuti playoff untuk menentukan siapa yang berhak menjadi kampiun, klub terbanyak yang meraih titel sejak tahun 1985 adalah Tre Fiori, klub yang berbasis di kota Fiorentino ini bermain di Stadio De Fiorentino dengan kapasitas 100 penonton. klub yang sedang menanjak adalah Tre Penne dimana telah menguasai liga San Marino selama dua tahun ini berkat penampilan apik pemain tim nasional San Marino yang juga pegawai disebuah bank Federico Valentini.
Untuk meningkatkan level sepakbolanya, FSGC yang merupakan federasi sepakbola San Marino sedang membangun sebuah system pembinaan pemain muda serta pembenahan kompetisi serta mengirimkan pemain-pemain muda usia 13 sampai 18 tahun untuk meningkatkan kemampuan dan teknik sepakbola mereka dikompetisi Liga Italia (semua level kompetisi) termasuk klub Satelit negara tersebut yang bernama San Marino Club yang kini bermain di Lega Pro Prima Divisione atau Serie C1, langkah selanjutnya adalah mencari pemain yang memiliki darah San Marino, mereka tak akan mungkin bisa menaturalisasi pemain asing yang bermain di negara mereka karena itu akan melanggar peraturan selain itu di butuhkan 30 tahun untuk mengurusnya.
Itulah sisi lain dari kesebelasan tm nasional San Marino yang sedikit membuat saya berdecak kagum, bayangkan mereka sehari harinya adalah pekerja namun mereka mampu meluangkang waktu untuk bermain di Stadio Olimpico di Serravalle membela negara meski mendapat upah yang jauh lebih kecil ketimbang pemain sepak bola profesional, mereka tetap terus bermain meski fasilitas dan sumber daya yang minim tak membuat nyali pemain San Marino ciut walau berhadapan tim tim top eropa yang tiga kali lipat lebih hebat dari mereka.
Sumber gambar : http://www.fsgc.sm/
Artikel ini juga di muat di BolaTotal
0 komentar:
Post a Comment