Sunday, 3 November 2013

Bosnia Herzegovina Perang, Sepak Bola dan Kemewahan Piala Dunia

Posted in , ,   with  No comments    
Suporter Bosnia Herzegovina Tumpah Ruah Di Jalanan Kota Sarajevo

Gol semata wayang penyerang VFB Stuttgart Vedad Ibisevic di menit 68 kegawang Lithuania setelah menerima umpan matang dari rekan setimnya di timnas Bosnia Herzegovina Edin Dzeko berhasil membawa negara bekas jajahan Yugoslavia ini lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah negara mereka, dengan tiga poin yang didapat Bosnia Herzegovina di pertandingan terakhir kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa di Grup G membuat Bosnia Herzegovina memiliki poin yang sama dengan Yunani, Bosnia Beruntung karena dapat lolos otomatis dan menghindari partai hidup mati playoff yang bakal di jalani Yunani berkat agregat gol.
Dengan lolosnya Bosnia Herzegovina ke Piala Dunia 2014 yang akan di laksanakan di Brazil ini  membuat seantero negara tersebut merayakan suka cita kemenangan tim nasionalnya dengan berpusat di Sarajevo ibu kota Bosnia Herzegovina ratusan orang keluar dan tumpah ruah berpawai diantara dari mereka ada yang bernyanyi, berteriak dan ada menyalakan kembang api, ribuan orang bersuka cita, para pemain tim nasional yang baru saja tiba pun ikut turun kejalan, antara lain Edin Dzeko, Asmir Begovic dan Miralem Pjanic ikut merayakannya dengan membaur bersama ribuan warga Bosnia Herzegovina hingga larut malam.
Mereka seperti lupa bahwa beberapa puluhan tahun lalu negara ini pernah menjadi korban ideologi dengan menjadi tempat medan pertempuran etnis Serbia Bosnia dengan Etnis Kroasia yang menjadi tragedi pahit  di Srebrenica dimana ribuan nyawa warga Bosnia Herzegovina di genosida kan, mereka semua larut dalam kemegahan tampil sebagai negara yang lolos setelah berjuang 16 tahun lamanya semenjak Bosnia And Herzegovina Football Federation berdiri pada tahun 1998.

Pahlawan Perang Lapangan Hijau

Vedad Ibisevic Pahlawan Bosnia Herzegovina Di Lapangan Hijau

Jika lapangan adalah medan perang maka rakyat Bosnia Herzegovina haruslah berterima kasih kepada pahlawan kemenangan mereka Vedad Ibisevic lelaki yang lahir di Vlasenica 29 tahun lalu menjadi pencetak gol satu satunya di pertandingan terakhir Bosnia Herzegovina di kualifikasi Piala Dunia grup , berkat golnya Yunani yang mengantongi nilai sama dan menang 2-0 atas Liechtenstein terasa tidak berguna. 

Ibisevic dan keluarganya dikenal sebagai musafir, pindah dari Bosnia ke Swiss pada tahun 2000 memulai karir semi-profesionalnya di FC Baden, baru sepuluh bulan disana, Ibisevic mengikuti keluarganya pindah ke Amerika, dinegeri paman sam Ibisevic mulai serius menekuni sebagai pemain sepak bola, menjadi pemain yang menjanjikan kala bermain di ST Louis saat SMA dan melanjutkan bermain sepak bola di kampusnya dengan membela Saint louis University dengan mencetak 18 gol dari 22 pertandingan dan menjadi pemain yang meraih gelar Freshmen of The Year di liga pembinaan usia muda amerika USL Premier Development. 

Bakat besarnya nya tercium oleh pelatih PSG saat itu Vahid Halilhodzic yang juga merupakan orang Bosnia Herzegovina, dirinya menjalani debut karir profesionalnya di PSG dan di pinjamkan ke Dijon selama dua tahun, Liga Prancis merupakan debut awal dirinya berkarir profesional hingga kini menjadi salah satu pemain kunci Stuttgart.

Pria Bosnia Herzegovina Seharga 32 Juta Euro Yang Rendah Hati

Tak lengkap rasanya jika membicarakan sepak bola Bosnia Herzegovina dengan tidak mencantumkan nama Edin Dzeko, pemain yang di transfer Manchester City seharga 32 Juta Euro dari wolfsburg ini mencatatkan sebagai pemain termahal yang dibeli dari Bundesliga, pria yang lahir di Sarajevo 27 tahun yang lalu ini merupakan salah satu dari ribuan korban perang yang terjadi di negaranya, saat iya masih kecil dirinya juga sempat hampir mati saat Dzeko kecil bermain sepak bola bersama teman-temannya, jika beberapa menit saja ibunya tidak menyarankan Edin Dzeko untuk berhenti bermain bola pada saat itu, mungkin kini kita tak bisa melihat gol-gol saat dirinya berseragam Manchester City kini, karena di lokasi Edin Dzeko bermain bola tadi terdapat bom yang meledak, betapa beruntungnya Edin Dzeko yang kala itu masih berusia 6 tahun. 

Pemain yang mengawali karir sepak bola sebagai gelandang ini juga mengalami pahitnya mengungsi berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kadang di rumah kakeknya kadang berada di flat bercampur bersama 15 sanak saudaranya dalam satu ruangan karena rumahnya hancur. Kini Edin Dzeko yang juga duta UNICEF menjadi pemain paling terkenal di negaranya, menjadi pemain dengan gaji yang tinggi di Inggris, meski begitu dirinya tak pernah lupa akan kampung halamannya, selebrasi gol dengan memamerkan tulisan "Za Moje Mahalce" atau yang dalam bahasa Indonesia "Untuk Teman-Teman Di Lingkunganku" menunjukan bahwa Dzeko orang yang rendah hati dia tidak melupakan dari mana dia berasal, tidak pernah melupakan dia bermain sepak bola di jalanan di tengah-tengah bekas puing-puing sisa perang.

Selebarasi "Za Moje Mahalce" Ke Gawang Arsenal Tahun Lalu

Bosnia dan Kemajuan Sepak Bolanya
PSSI-nya Bosnia Herzegovina

Bosnia terhitung terlambat menjadi anggota resmi Asosiasi Federasi Sepak bola Eropa (UEFA) dan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) lantaran disibukkan oleh perang di awal negara tersebut lepas dari Yugoslavia.  Alhasil, tim yang berjuluk The Dragons atau Sang Naga ini baru bergabung ke UEFA pada 1998 dan bergabung ke FIFA dua tahun sebelumnya. Usai resmi menjadi anggota UEFA dan FIFA, mereka mulai serius membina sepak bola, namun tetap belum berhasil menarik perhatian penggemar sepak bola dunia karena masih berstatus tim "hampir lolos".

Pada kualifikasi Piala Dunia 1998, mereka berada di peringkat keempat di klasemen akhir babak kualifikasi. Lalu, pada Kualifikasi Piala Eropa 2000, ketika Slovenia lolos hingga putaran final, Bosnia mentok di peringkat ketiga di klasemen akhir. Nasib serupa dilanjutkan di Kalifikasi Piala Dunia 2002, kualifikasi Piala Eropa 2004, kualifikasi Piala Dunia 2006, dan kualifikasi Piala Eropa 2008.

Nasib sedikit lebih baik didapat pada kualifikasi Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012. Masing-masing mereka berada di peringkat kedua di klasemen akhir pada babak kualifikasi dan berhak lolos ke play-off. Namun, di dua laga play-off tersebut, mereka kalah dengan tim yang sama pula yakni Portugal.

Namun tahun ini buah tangan hasil pelatih Safet Susic berbuah manis, berkat keseriusan PSSI-Bosnia disana dengan di tompang para pemain Bosnia yang menjadi musafir dengan bermain di luar kompetisi negara mereka membuat kulitas tim terangkat, menurut data di wikipedia hanya satu pemain yang bermain di liga Bosnia yakni Asmir Avdukic yang bermain di Borac Banja Luka yang dibawa oleh pelatih Safet Susic Saat Bosnia Herzegovina berjumpa dengan Lithuania, tak heran Bosnia Herzegovina kini menjadi negara berperingkat 13 dunia mengungguli 6 negara lainnya yang merupakan pecahan Yugoslavia.

Skuad Bosnia Herzegovina Rayakan Kemenangan

Kita nantikan apakah generasi emas Bosnia Herzegovina dapat berbicara banyak di Piala Dunia nanti, atau hanya penggembira di tengahnya krisis ekonomi yang saat ini melanda negara eropa termasuk juga di Bosnia Herzegovina sendiri.

Tulisan ini di muat juga di : Bolatotal.com

0 komentar:

Post a Comment