Hanya Numpang Rame
Musim pemilu hampir pasti mencapai klimaks dengan menempatkan dua calon wakil tuhan untuk bangsa Indonesia yang mesti dipilih 9 juli nanti. Seperti yang diketahui kedua calon tersebut telah membuat tenda besar koalisi yang artinya dari 15 Partai (3 partai lokal absurd) terbagi menjadi dua kubu, termasuk patrai Hanura yang berafiliasi dengan empat partai pendukung Jokowi-JK antara lain partai PDIP,PKB,Nasdem,dan PKPI.
Semenjak tanggal 17 mei atau hari bergabungnya partai Hanura ke Jokowi membuat pasangan Win-HT singkatan dari Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo ( Hary Tanoe) pecah kongsi. Wiranto sebagai ketua partai Hanura mendukung pencalonan Jokowi-JK, sedangkan Hary Tanoe sebagai ketua dewan pertimbangan Hanura memilih Prabowo-Hatta. Beda pendapat soal bakal capres dan cawapres ini menghasilkan surat pemecatan untuk Hary Tanoe dari partai yang didukungnya dengan dana yang cukup besar, hal ini sebagai anti klimaks mengingat kedua ini sering tampil mesra di depan media dan menjadi pasangan pertama yang mendeklarasikan diri menjadi capres dan cawapres jauh sebelum pemilu legislatif digelar.
Sering kali partai Hanura di buat lelucon dengan ungkapan Hanura adalah kependekan dari hanya numpang rame mengingat banyaknya iklan yang muncul baik itu di televisi, media cetak maupun media online. Hal ini disebabkan adanya suggar daddy bernama Hary Tanoe yang bergabung dengan Hanura january lalu, masuknya Hary Tanoe merubah Image Hanura menjadi partai yang entertain seperti gadis desa yang pindah ke kota yang kemudian menjadi artis ternama, tampilan Hanura menjadi meriah karena sering muncul di publik.
Hampir setiap hari kita rutin menyaksikan kampanye terselubung bernama kuis Kebangsaan Win-HT yang sering di pandu oleh presenter cantik dan menampilkan pakar/narasumber tertentu sebagai pembaca pertanyaan yang terkait dengan lembaga atau badan yang akan dijelaskan oleh pakar/narasumber. Kalimat pilihan terdiri dari kata WINHT adalah kunci bahwa memang acara ini murni kampanye, sayangnya KPI sepertinya terkena wabah kusta untuk hal ini.
Karena KPI masih terjangkit kusta maka WIN-HT pun meneruskan aksinya memanfaatkan media cawapresnya untuk mencoba ngartis dengan menjadi salah satu pemeran cameo di sinetron tukang bubur naik haji. Disitu digambarkan pasangan ini adalah pasangan atau figur capres dan cawapres yang mau turun ke tengah-tengah masyarakat.
"Saya ini Pak Win HT. Pak Wiranto dan Pak Hary Tanoe, yang biasa keliling-keliling begini melihat keadaan rakyat. Kalau kita di atas terus, nggak lihat keadaan rakyat sesungguhnya bagaimana," ujar Wiranto dalam salah satu episode tukang bubur naik haji, kalimat ini sangat terdengar politis dan disampaikan untuk mengajak memilih mereka secara terbuka. Wah-wah.
Acara ketiga yang mungkin sangat terasa absurd adalah Mewujudkan Mimpi Indonesia, di acara ini amat sangat terasa aroma kampanyenya. kita bisa lihat seorang Wiranto,purnawirawan Jendral yang menyamar menjadi seorang tukang becak. Kita bisa saksikan ternyata bapak Wiranto memiliki bakat terpendam menjadi artis. Sebuah kemajuan karena beberapa dari kita melihat tentara dari jauh saja kadang jiper, hal ini berbeda dengan keramahan Wiranto untuk menepis ketakutan atau cap militer yang agak serem.
Ternyata Wiranto ketagihan, sukses memerankan tukang becak, Wiranto pun kembali menyamar, bukan sebagai tukang becak lagi melainkan menjadi seorang pedangan asongan, dengan tampilan wajah yang masih sama dengan saat menyamar menjadi tukang becak yakni menggunakan kaca mata, make up brewok dan caping."Kapur barus, kapur barus. Semir-semir. Obat tikus, obat tinggi, tutup panci," adalah jargon Wiranto diepisode tersebut. Endingnya pun sama, rakyat yang diajak ngobrol endingnya gembira ria. Acara ini terus berlanjut hingga pemilu legislatif dilaksanakan.
Akhirnya pemilu legislatif pun selesai di laksanakan dan hasilnya suara Hanura naik ketimbang di pemilu tahun 2009, walau naik tampaknya euforia Hanura pun hanya sementara, walau suara naik Hanura hanya akan menjadi partai peringkat terakhir jika tidak ada partai PKPI dan PBB.
Mei kelabu, Win-HT resmi bercerai,setelah menjalani hubungan selama kurang lebih 4 bulan ini kini sudah tak nampak lagi kemesraan keduanya di layar televisi, hal ini yang berimbas bubarnya acara Kuis kebangsaan dan sejenisnya yang beberapa bulan lalu tampil rutin di acara-acara primer.Hary Tanoe pun sudah move-on dengan mengandeng lelaki barunya.
Wiranto mungkin sudah habis, dalam karir politknya pun sudah tak mungkin lagi dirinya jadi presiden, jabatanya pun kini hanya sebatas sebagai penasihat dalam tim pemenangan nasional Jokowi-JK. Niat nyapresnya terbentur presidential threshold yang membutuhkan suara lebih dari 20 persen, Hanura hanya memiliki suara 5,26 persen dan tak ada partai lain mengusung Win-HT, mungkin sindiran hanya numpang rame benar adanya.
0 komentar:
Post a Comment