Thursday, 10 July 2014

Prabowo dan Jokowi Pilihan antara Perasaan dan Logika

Posted in , , ,   with  No comments    
sumber gambar nasionalis.me


"Saya orang yang menuhankan logika, entah faktor genetik bawaan sebagai seorang pria atau memang didasari rasa rasional dari keinginan di otak, namun terkadang dalam hal cinta pemakaian logika saya buruk dan terbukti dilapangan."

Pilpres (pemilihan presiden) tahun 2014 ini merupakan pilpres terseru dalam perjalanan demokrasi negara Indonesia ini. Dari sekian banyak calon presiden yang sudah booming sebelum masa pileg (pemilu legislatif) dan termasuk peserta konvensi partai Demokrat yang berjumlah 11 orang namun akhirnya untuk pilpres kali ini hanya menghasilkan dua calon peserta yakni Jokowi dan Prabowo.

Banyak sahabat saya bertanya kepada saya "kira-kira siapa yang bakal lw pilih Han?" pertanyaan ini sering diajukan baik saat bertatap muka maupun di media social seperti facebook, bbm dan twitter. untuk menjawab dua hal ini biasanya saya memaparkan analogi logika dan perasaan untuk memilih antara salah satu dari dua kandidat calon presiden 2014 ini.

Saya juga menyukai untuk menganalogikan pemilihan presiden dengan jatuh cinta, Rakyat Indonesia sedang jatuh cinta. Ada yang sedang jatuh cinta kepada kesederhanaan Jokowi dan ada yang kasmaran dengan  ketegasan yang dimiliki Prabowo. Sebagai orang yang sedang jatuh cinta biasanya akan melakukan hal apapun untuk mencari perhatian orang yang dicintainya, banyak orang memilih mendeklarasikan rasa cintanya dengan menunjukannnya di  berbagai media seperti menjadi relawan, hingga adu argument di sosial media hanya untuk menunjukan rasa ketertarikannya kepada salah satu calon presiden tersebut, bahkan beberapa orang dapat melakukan tindak anarki hanya untuk membuktikan seberapa dalam rasa cinta yang dirasa.

"Banyak orang tak pernah menyadari bahwa dalam diri mereka jika menginginkan sesuatu hal selalu ada unsur logika dan perasaan yang dimana keduanya saling bertalian erat satu sama lain."

Dan pertanyaan kedua yang sering saya dapat " Jadi jika ada logika dan perasaan lw pilih mana Han? Jokowi atau Prabowo?". Untuk hal ini saya sering memberikan semua hal positif tentang Jokowi maupun Prabowo. saya jelaskan secara berimbang sehingga memudahkan atau justru menambah binggung untuk menentukan yang terbaik diantara keduanya.

Logika saya mengatakan bahwa saya memilih Jokowi, alasannya Jokowi adalah figur pemimpin yang dekat dengan rakyat sekaligus pandai bekerja, dirinya membuktikan di lapangan. Jokowi adalah figur yang bagus untuk di contoh dalam etos kerja.

Kebijakan untuk menertibkan pedangan kaki lima dengan cara berunding atau berdialog satu meja dengan mengajak makan siang  juga merupakan terobosan baru dimana biasanya pedangan kaki lima hanya di usir tanpa diberi solusi. Jokowi hadir untuk sama-sama menguntungkan kedua belah pihak, keindahan kota terjadi dan pedangan kaki lima memiliki tempat yang layak untuk berjualan tanpa perlu menggangu keindahan kota.

Kebijakan lainnya adalah membuat program jaminan kesehatan dan pendidikan yang selama ini hanya wacana dapat Jokowi wujudkan dengan adanya kartu sehat dan kartu pintar sebagai langkah real pengentasan kemiskinan dan pentingnya pendidikan bagi yang tidak mampu.

Terakhir adalah relokasi warga pinggiran sungai dan waduk ke rumah susun. Ini adalah ide yang sangat brilian, mengapa? sebab warga yang tinggal di pinggiran sungai dan waduk yang selama ini menjadi sumber masalah atas banjir, tempat tempat yang seharusnya menjadi penampung air di salah gunakan menjadi tempat tinggal. Kini penduduk di sana berangsur-angsur pindah dan menempati rumah rusun sehingga waduk dan sungai dapat dinormalisasi sehingga dikemudian hari banjir bisa diatasi.

"Jadi kalo begitu lw dukung Jokowi dong Han?" kata seorang teman kepada saya "eits" belum tentu, ujar saya. "Logika saya mengatakan bahwa Jokowi lah yang pantas tapi tidak dengan perasaan saya".
Perasaan saya kepada Prabowo adalah bahwa dia adalah sosok yang populer di kedua orang tua saya, sahabat saya bahkan guru ngaji saya alasannya adalah Prabowo merupakan mantan militer, tegas dan cerdas merupakan gambaran sosok Prabowo. Indonesia harus dipimpin orang yang tegas orang yang mempu mengendalikan situasi Indonesia.

Prabowo juga memiliki bibit bebet dan bobot yang jelas, karena kedua orang tua saya adalah orang jawa, maka untuk memilih pemimpin adalah yang jelas asal usulnya. Rekam jejak leluhurPrabowo adalah bertalian antara figur kepahlawanan dan juga perekonomian. Kedekatan dengan keluarga cendana juga masih banyak mempengaruhi suara-suara hati pemilih Prabowo untuk mengembalikan quote "masih penak jamanku toh?".

Dukungan partai yang membawa label islam juga dijadikan panutan, banyak sahabat saya memilih Prabowo karena doktin agama yang tidak boleh memilih pemimpin yang bukan satu pandangan dalam agama.

Tapi walau bagaimana pun jika yang terpilih adalah orang yang bukan kamu sayangi itu semua merupakan kuasa Tuhan yang tidak mungkin bisa kita tolak. Kita harus menerima ini dengan segala kelapangan  hati yang ada. Karena jodoh untuk bangsa kita  itu adalah pilihan Tuhan, seburuk-buruknya, sebenci-bencinya kita mesti harus hormat dan menyayangi sepenuh hati. 

0 komentar:

Post a Comment