Saya jomblo, dan saya menikmati. Terserah apa kata orang lain tentang status saya. Yang jelas saya tidak mencuri dan korupsi. Sebagai jomblo, saya merasa bersyukur bisa bahagia, banyak yang punya pasangan tapi hidupnya tidak bahagia.-Harry Ramdhani CPAA (Calon Pengasuh Anak Andien).
Beberapa hari terakhir terjadi keprihatinan
yang muncul di halaman timeline media sosial yang
saya gunakan baik itu di Facebook,twitter, whatsup, instagram maupun di path,
ditengah gerusan tentang dunia politik Indonesia yang semakin absurd dan tak
berlogika menjurus kebodohan kita juga disuguhkan curahan hati mengenai status
seseorang ditengah-tengah masyarakat sosial yakni menjalani kehidupan sebagai
seorang Jomblo.
Seolah tak mengidahkan
keadaan si jomblo yang tengah gamang akan nasibnya beberapa sahabat-sahabat di
Facebook,twitter, whatsup, instagram maupun di path nya berlomba-lomba
mengupload achievement level kehidupan, mulai dari pamer kemesraan sepasang
kekasih, foto prewedding sampe yang paling tinggi level “greget”nya yakni
resepsi pernikahan, lengkap dengan aksesoris norak, medikor nan menor cukup
membuat si jomblo berfikir untuk mengakhiri hidup detik itu juga. Lebay? Tidak
juga, faktanya menurut studi salah satu studi di Swedia berkesimpulan antara
tahun 2001 sampai 2008 dari 7 juta orang dewasa ada 8.721 orang memilih
mengakhiri dirinya (sumber: Republika).
Jomblo tak dipungkiri
lagi adalah spesies terbanyak dalam umat manusia, saking banyaknya spesies ini
setidaknya ada 3 negara di didunia
memiliki satu hari di kalender untuk merayakan keeksistensi mereka yang
menyandang predikat jomblo.
Negara pertama yang
menghargai kehadiran jomblo sebagai salah satu penyumbang pajak negara adalah negara
Tiongkok, dikenal sebagai Single day alias penghormatan
atas keeksistensian mereka di negara, biasanya dirayakan dengan banyaknya
membeli banyak barang untuk dirinya sendiri, hal ini dicium oleh para pemilik
modal asing dan lokal untuk menyenangkan jomblo dengan memberikan diskon bagi
para jomblo di tempat belanja masal maupun belanja online.
Perayaan jomblo di Korea
Selatan bernama Black Day yang dirayakan pada 14 April setiap tahunnya
dengan memesan makanan untuk menghilangkan kesedihan, bukankah makan bisa
menghilangkan kesedihan menjadi jomblo barang sejenak bukan?.
Negara terakhir yang
mengadakan revenge atas ulah para relationship ngehek nan medioker adalah Finlandia, dengan hari yang sama dengan valentine
beberapa membuat perayaan tandingan bernama friendship day dimana orang
merayakan suka cita bersama teman-teman senasib untuk saling menghibur dan
saling menguatkan.
Jomblo, Salah Satu
Masalah Dunia Masa Kini
Disadari atau tidak
jika jomblo juga merupakan masalah dunia, negara mapan nan megah seoerti
Amerika Serikat saja memiliki jumlah persentasi sebanyak 28% penyumbang jomblo
di negaranya, selian Amerika, salah satu negara penghasil film dewasa terbanyak
di dunia dan juga penyumbang terbesar kedua pendapatan perkapita negaranya
yakni Jepang ternyata memiliki persentasi 31% penduduk negaranya adalah fakir
asmara.Terakhir adalah negara Swedia yang menampung sekitar hampir setengah
penduduknya jomblo.(Sumber:LA-light).
Jika kita selusuri
diatas ketiga negara tersebut dapat dikatakan negara maju, jadi bisa kita
simpulkan bahwa selama ini pemikiran banyak orang Indonesia bisa dikatakan
medioker dan kuno seta jauh dari kata maju , banyak yang berfikir bahwa akhir
dari tahap kedewasaan adalah menikah dan memiliki anak. Mulai saat ini silahkan
cap orang yang menyuruh anda untuk berpacaran lalu segera menikah adalah
memiliki budaya terbelakang apalagi jika masih ada yang mengatakan banyak anak
banyak rezeki bisa dikatakan bahwa dia masih berfikir bahwa matahari dan tata
surya yang mengelilingi bumi.
Faktanya kehidupan
percintaan di Indonesia selaras dengan gaya hidup selebritisnya yang suka kawin
cerai, misalnya dalam region asia-fasifik Indonesia sukses menjadi juara. dengan catatan fantastis nan dilema yakni
sebanyak 200.000 kasus perceraian setiap tahun atau 1 dari 10 pasangan yang menikah pasti akan berakhir dengan
perceraian. Najis.
Bahkan jika belum
menikah pun kasus kekesaran dalam berpacaran juga banyak terjadi, dan tak hanya
menimpa paa wanita saja, sebab pira pun juga mengalami kasus tersebut. Penelitian
dari Community Development Corporation [CDC] memaparkan bahwa 40
persen pria mengalami kekerasan dalam hubungan.
Fenomena kekerasan
dalam berpacaran justu lebih berbahaya ketimbang kekerasan dalam rumah tangga,
karena kasus ini tidak terlihat ke permukaan yang disebabkan korban tak mau
melapor dan sering terjadi pemakluman. Tindakan kekerasan dalam berpacaran itu
banyak antara lain, pacar berbuat kasar dan paksaan untuk berbuat zina. Waspadalah..
karena kekerasan dalam berpacaran tidak dilindungin UU
KDRT. Hii.
Sebagai Jomblo
harusnya munculah sebuah kebanggaan identitas karena jomblo merupakan inventor
sebuah perubahan radikal yang sifatnya menyeluruh dan berguna bagi kehidupan
umat semesta. Apa jadinya jika Issac Newton justu memilih menikah dan memiliki anak, belum
tentu hukum newton (kalkulus dkk) di temukan dan diaplikasikan ilmunya untuk
peradaban dunia, karena sibuk bekerja dan mencari uang untuk menghidupi keluarganya,
mungkin umat manusia sampai saat ini
belum mampu terbang ke bulan dan hanya menunggu habisnya masa datang bulan
wanita saja.
Atau jika kamu berkaca
pada Tan Malaka seorang revolusioner sejati, pahlawan nasional, bapak bangsa
yang seluruh kehidupannya dia hibahkan untuk perjuangan Indonesia merdeka dan
lepas dari penjajahan, di kejar-kejar
dan dicari-cari oleh tentara maupun intel hidup atau mati karena di cap
berbahaya membuat seumur hidupnya men-jomblo. Tulisan-tulisannya menjadi
inspirasi para pejuang kemerdekaan saat itu.
Sebagai contoh misalnya Soekarno,dirinya bahkan mengutip tulisan Tan di buku Aksi Massa
sebagai inspirasi pidatonya yang berjudul Indonesia Menggugat sebagai pidato pembelaan yang dibacakan oleh Soekarno
pada persidangan di Landraad, Bandung pada tahun 1930 yang atas pidato inilah
Soekarno mantap tetap berjuang untuk kemerdekaan republik ini. Bahkan setiap
senin pagi kita pun menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh
seorang jomblo. WR Supratman yang juga mengutip kalimat “tanah tumpah darahku”
dari Tan Malaka.
Tulisan ini bukan
bermaksud untuk membenarkan status jomblo, karena efek menjomblo terlalu lama
juga tidak baik untuk
kesehatan, belum lagi jika jomblo dioplos dengan pemahaman agama
setengah-setengah sebagai identitas jati diri bisa membuat masalah menjadi lebih masif
terstruktur dan sistematis. Tulisan ini hanya bisa dijadikan alasan atau
kamuflase untuk anda membenarkan status anda sembari menanti atau menunggu
fatwa hatimu yang mungkin muncul secara tak terduga. Karena rencana tuhan itu bakal
indah sob. Mengutip kalimat dari
lagu saykoji dalam lagu jomblo “Untuk semua jomblo di Indonesia, bersemangatlah,
karena hari kemenangan akan segera tiba..”
Single itu pilihan, jomblo adalah perjuangan-Kamerad merah delima.
Ilustrasi: www.nyunyu.com
0 komentar:
Post a Comment