Friday 28 June 2013

Membangun Jiwa Nasionalisme dengan Mengenal Pahlawan di Uang Kertas Rupiah

Posted in , , ,   with  No comments    
Uang, benda yang setiap hari akrab dengan kehidupan kita, berfungsi sebagai alat tukar yang efisien dan mempunyai undang-undang sebagai alat tukar yang sah dimata hukum. Jika anda membaca tulisan ini saya yakin 90% ada uang di dompet anda, ya karena sebagai manusia modern uang adalah salah satu kebutuhan primer yang tak bisa di pisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Uang yang setiap hari kita gunakan untuk beli ini itu memiliki gambar atau citra dan kebanyakan adalah foto pahlawan, namun jika anda perhatikan hapalkah anda dengan foto pahlawan mulai dari uang kertas terkecil Indonesia saat ini RP. 1000 sampai yang terbesar Rp. 100.000? kalo saya di tanya akan hal itu saya jawab belum hapal, maka dari itu saya menulis tulisan ini sebagai bahan belajar sekaligus menghapal.

RP. 1000 (Seribu Rupiah)


Ada dua gambar di mata uang seribu rupiah, tampak depan adalah tampilan Katipan Patimurra, siapakah beliau? Beliau bernama asli Thomas Matulessy yang lahir di tanah Maluku ini adalah pahlawan Maluku, perjuangannya paling terkenal adalah saat perang pattimura yaitu saat dia menjadi pemimpin penguasa dan rakyat di maluku untuk bersatu melawan angkatan perang Belanda. Akhir perjuangannya terhenti dan gugur pada tanggal 16 Desember 1817, nama Pattimura harum dan menjadi pahlawan perjuangan kemerdekaan indonesia.

Gambar kedua adalah gambar pulau Maitara dan Tidore yaitu dua pulau yang saling berdekatan yang terletak di Maluku Utara, kedua pulau tersebut merupakan salah satu ikonik wisata di Maluku Utara karena keindahannya.

RP. 2000 (Dua Ribu Rupiah)


Tampak depan adalah gambar seorang pemimpin Banjar, Kalimantan Selatan bernama kecil Gusti Inu Kartapati yang lebih dikenal sebagai Pangeran Antasari, pewaris kerajaan Banjar serta pemimpin perang Banjar  pada tahun 1859, tepatnya 25 April 1859 antara pasukan Khalifatul Mukminin ( gabungan antara angkatan perang kerajaan dan rakyat) melawan pasukan Belanda. Gugur di tengah-tengah pasukannnya tanpa pernah menyerah, tertangkap , apalagi tertipu oleh bujukan Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok dalam usia 75 tahun. sedangkan gambar di balik Pangeran Antasari adalah gambar tarian adat dayak yang merupakan tarian asli suku dayak Indonesia .

RP. 5000 (Lima Ribu Rupiah)


Di kertas uang Rp. 5000 terdapat dua gambar yaitu gambar pahlawan Tuanku Imam Bonjol dan gambar gadis pengrajin tenun di daerah pandai Sikek persamaan keduanya adalah berasal dari Sumatra Barat. Tuanku Imam Bonjol yang bernama asli Muhammad Shahab adalah ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda di daerah Sumatra Barat , Perang padri adalah perang antara perang beliau bersama kaum padri ( gabungan antara ulama dan rakyat penegak syariat agama islam di Minagkabau) melawan Belanda yang asal mulanya adalah masalah pertentangan masalah agama yang akhirnya meluas dan berubah menjadi perang melawan penjajahan. Akhir perjuangan beliau adalah pengasingan ke beberapa tempat yaitu ke Cianjur,jawa barat lalu di pindahkan ke Lotak Minahasa Manado lalu wafat disana pada 8 November 1864.

Gambar gadis menenun di daerah sikek adalah simbolis bahwa di daerah pandai sikek terdapat banyak pengrajin tenun sebagai salah satu komoditi ekonomi rakyat Sumatra barat.

RP. 10.000 ( Sepuluh Ribu Rupiah)


Sultan Mahmud Badaruddin II yang merupakan pemimpin kesultanan Palembang-Darusalam dan terkenal amat kaya dengan banyaknya timbunan emas dan uang yang di hasilkan turun temurun dari nenek moyangnya, namun hal ini tak membutakan hati sultan yang lebih memilih turun dan ikut bertempur melawan penjajahan Inggris dan Belanda.

Rumah Bari atau yang lebih dikenal rumah Limas adalah rumah adat Palembang, kata bari merupakan bahasa palembang yang berarti lawas atau kuno jadi rumah Limas adalah rumah kuno yang berbentuk panggung seperti terlihat di mata uang RP. 10.000.

RP. 20.000 ( Dua Puluh Ribu Rupiah)


Mata uang 20.000 menampilkan dua gambar yang menggambarkan Jawa Barat, gambar muka adalah Oto Iskandar Dinata dan pemetik daun teh. Oto Iskandar Di Nata yang lahir di Bojongsoang, Bandung 31 Maret 1924 merupakan wakli ketua Budi Utomo cabang Bandung dia juga merupakan pemimpin surat kabar Tjahaja (sahaja), badan anggota BPUPKI dan PPKI dan menjadi Menteri Negara yang pertama di tahun 1945, Julukannya adalah Si Jalak Harupat yaitu sebutan ayam jantan di bahasa sunda yang menggambarkan keberanian, nyaring berkokok dan menang saat di adu.

Pemetik daun teh adalah gambaran mata pencaharian Jawa Barat yang lokasinya berada di daerah dataran tinggi dan sejuk sehingga cocok untuk berkebun teh.

RP. 50.000 (Lima Puluh Ribu Rupiah)


Jika kita pergi ke Bali menggunakan pesawat terbang pasti singgah di bandara Ngurah Rai yang merupakan nama pahlwana yang terdapat di mata uang kertas RP. 50.000. I Gusti Ngurah Rai adalah putra Bali yang berperang melawan Belanda sampai habis-habisan di terang terakhirnya yaitu Puputan Margarana bersama pasukannya Ciung Wenara. Tampilan danau Beratan di Begudul Bali merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Bali yang namanya harum di dunia pariwisata baik lokal maupun internasional.

RP. 100.000 (Seratus Ribu Rupiah)


Yang terakhir adalah gambar bapak plokamator sekaligus Presiden dan Wakil Presiden Pertama Indonesia bapak Dr.(HC) Ir. Soekarno & Dr. Drs. H. Mohammad Hatta yang pasti kita semua tau perjuangan beliau dari masa Pergerakan Nasional sampai Masa kemerdekaan, perjuangan mereka untuk kemerdekaan Indonesia adalah puncak dari perjuangan bangsa Indonesia. Sedangkan gambar dibaliknya adalah kompleks parlemen dimana didalamnya ada gedung MPR, DPR dan DPD tempat ini didirikan pada tanggal 8 maret 1965 oleh Soekarno, sampai saat ini gedung masih di gunakan.

So sekarang kita tahu kan makna gambar di mata uang kita, jadi ibarat pepatah tak kenal maka tak sayang maka dari itu kita kenali dan cintai Sejarah dan "uang-nya" hehehe.

0 komentar:

Post a Comment